Masturbasi atau lebih sering dikenal dengan onani merupakan
perangsangan seksual yang dilakukan pada organ kelamin untuk memperoleh
kenikmatan dan kepuasan seksual. Masturbasi dapat dilakukan tanpa menggunakan
alat bantu dan dapat dilakukan dengan menggunakan suatu objek, alat bantu, atau
bahkan keduanya.
Pelaku Masturbasi
Usia remaja merupakan usia yang paling rentan melakukan
masturbasi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kinsey di Amerika Serikat, hampir
semua pria dan ¾ wanita pernah melakukan masturbasi selama hidupnya. Sedangkan
menurut penelitian yang dilakukan oleh Orebio, 83% dari anak laki-laki dan 38%
dari anak wanita melakukan masturbasi. Setiap penelitian menunjukkan angka yang
berbeda di setiap level umur respondennya. Namun, sebagian besar pria lebih
sering melakukan masturbasi dibandingkan wanita, dan mereka menyatakan selalu
mengalami orgasme pada saat melakukan masturbasi.
Masturbasi Dapat Menyebabkan Kemandulan?
Masturbasi tidak dapat menyebabkan kemandulan/gangguan
kesuburan, namun lebih kepada gangguan psikis di mana timbul pikiran untuk
terus menerus melakukan masturbasi. Selain itu, tindakan masturbasi juga dapat
menyebabkan perlukaan dan peningkatan risiko infeksi pada kemaluan akibat
penggunaan benda-benda yang tidak terjamin kebersihannya.
Terlalu
banyak masturbasi dapat disebabkan oleh beberapa kondisi berikut:
- Penyakit Alzheimer
- Gangguan bipolar
- Cedera otak
- Impulsive control disorder
- Sindrom Klein-Levin
- Sindrom Kluver-Bucy
- Efek samping obat Parkinson
- Penggunaan narkoba seperti metamfetamin
- Kecenderungan hiperseks
Apakah
Masturbasi Membawa Efek Buruk?
Masturbasi
tidak dapat menyebabkan kebutaan, menimbulkan kegilaan, menjadi pemicu jerawat, atau
tumbuhnya rambut pada telapak tangan. Masturbasi merupakan kegiatan seksual
yang relatif aman karena tidak mendatangkan risiko terkena penyakit menular
seksual jika dilakukan sendiri.
Masturbasi
tidak akan berdampak pada kemampuan pria dalam memproduksi sperma. Sperma
dapat diproduksi secara terus-menerus. Ketika mengalami ejakulasi setelah
melakukan masturbasi, memang dibutuhkan waktu sebelum pria dapat berejakulasi
kembali.
Masturbasi dapat membawa
risiko jika menyentuh organ kelamin, air mani, atau cairan vagina orang
lain yang terinfeksi penyakit, kemudian memegang kelamin sendiri. Risiko
lain juga dapat terjadi jika berbagi mainan seks (sex toys) dengan orang lain yang telah terinfeksi.
Komentar
Posting Komentar